Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Senin, 25 September 2023

Duri Terlindung

Al kisah sebuah keluarga yang berprinsip bahwa suami adalah perisai kita diakhirat kelak, "Jadi jangan salah ya, menempatkan baju di kulkas itu bukan tempatnya. Nanti suami itu jadi perisai kita diakhirat, kita gak dihisab lagi tetapi suamilah yang menanggung dosa kita". Kalau bagi saya pribadi pernilaian itu di dasari rasa tanggung jawab, terutama tanggung jawab nafkah. Di buku nikah pada sighat taklik di paparkan dengan jelas. "Jika suami tidak menafkahi tiga bulan maka istri bisa menggugat cerai". Itu salah satu poinnya. Memperlakukan istri dengan baik..muassyarah bil ma'ruf. jika suami tidak menafkahi, menyakiti istri baik dengan KDRT ataupun dengan kata-katanya, menyalahkan istri, cemburu buta seolah istrinya artis yang digandrungi banyak lelaki, sementara istri mencari nafkah kesana kemari untuk biaya rumah tangga dan anak-anaknya. Ada masanya si istri sudah merasa tak memiliki suami, karena baginya mempunyai suami dan tak punya suami tak ada bedanya.

Saat seorang suami tidak lagi merasa memiliki tanggung jawab mencari nafkah karena istri sudah mengambil alih, bukankah marwah suami itu ada pada kerja kerasnya mencari nafkah buat keluarga? Kalaulah anda sebagai suami tidak ada kemauan mencari nafkah untuk keluarga anda mending dari awal anda menjomblo selamanya. Anda bebas mau hidup seperti apa, tak ada tanggung jawab buat anak dan istri.

Bukankah yang namanya mitsaqan ghaliza itu perjanjian yang kokoh antara suami dan tuhannya? peralihan tanggung jawab seorang gadis yang semula dari tanggung jawab orang tuanya dilimpahkan kepadamu wahai suami? Tanggung jawab nafkah, tanggung jawab pendidikan dunia dan akhirat, tanggung jawab kasih dan sayang. Orang tua manapun tak ada yang redha saat anak yang dari kecil di sayang, di didik dan dilindungi harus di serahkan kepada lelaki yang tak bertanggung jawab. bagaimana  tanggung jawab anda wahai suami kepada Tuhanmu?

Saat bersama orang tuanya dia tidak akan dibiarkan menangis dan bersedih sementara anda yang sudah menikahinya hanya luka dan air mata yang ia dapatkan. Jika sekarang posisi anda dibalik, anda sebagai orang tua si anak gadis apakah anda redha?

Memiliki suami tapi bagai janda sebelum waktunya itu menyakitkan. Mungkin kita bisa menyimpan semuanya tapi sampai  kapan? Bukankah menikah itu untuk mendapatkan teman hidup yang akan membuat kita merasa tenang kepadanya. Memiliki teman bercerita mulai dari hal-hal remeh hingga yang butuh keseriusan. Menua bersama dalam ketaatan dan cinta kepada-Nya. Jika tidak ada lagi kecocokan untuk apa dipertahankan yang ada bersama tapi tak sejiwa, bersama tapi tidak ada lagi rasa saling membutuhkan, rasa saling sayang, percaya  dan mau berkorban demi orang yang disayangi.

Ada yang bilang pasutri itu layaknya pakaian yang saling menutupi kekurangan masing-masing. Pasutri itu layaknya teman dekat yang tak ada sekat untuk dia bercerita dan berkeluh kesah tentang apapun. Saling terbuka dan saling percaya satu sama lain. Mau saling menekan ego dan berusaha saling memahami dan memaklumi. Dan ternyata itu semua tidaklah mudah.

Jika ada pasutri yang tetap bergandengan tangan hingga menua itu bukan karena mereka bucin tapi mereka tak tenang tanpa ada pasangan didekatnya layaknya pakaian yang melekat di tubuh. Kalau  bahasanya Salim Afillah "bukan tanpamu aku tak bisa tapi tanpamu aku tak tenang". 

Rabu, 28 Juni 2023

Pulkam

 Simpang Teleden, 28 Juni 2023

Pulkam kali ini begitu gercep. Setelah berjibaku dengan tugas kantor, revisi seminar hasil tesis, turnitin yg masih di angka 44 dr poin minimal 30. Janjian dan ngejar dosen dengan bawa si bungsu ke kantor dan ke kampus juga janjian ketemu dosen pembimbing dan penguji, plus urusan krucial yang rumit bin menguras energi. Pokoknya lelah hayati. Tetapi alhamdulillah semua akan ada solusinya. Satu hari dapat 3 tekenan dosen penguji. Senin pagi janjian dosen ke 4. Pukul 10 pagi kelar urusan kejar tekenan dosen. 

Tanya ke kaprodi S2 kalau daftar sidang munaqasyah sekarang kira-kira kapan sidangnya pak. "Habis lebaran" Jawab si bapak. Masih ada waktu berburu tiket pulang. Rencana turnitin sambung lagi di kampung halaman setelah 2 jam duduk di mbak Moel tapi blm kelar juga. Ya sudahlah... Masih banyak hal yg harus di kerjakan sebelum pulkam. Baju belum di paking. Kali ini kami pulkam berdua si bungsu. Menjemput kembar yang udah hampir sebulan ini di kampung halaman bersama kakek, nenek,  bundanya yg merupakan kakak tertua kami. 

Ini merupakan kali pertama saya dan anak-anak menginap cukup lama di rmh kkk pertama. Sikembar sudah sebulan lebih di sana. Saya ingin mengajar kan mereka arti keluarga, contoh yg baek dr kehidupan kkk kami beserta keluarga nya. Yg buruk di buang dan jadikan bahan pelajaran. Kembar juga anak-anak yang gak betah di rmh org lain. Tapi krn suatu dan lain hal saya berpikir akan lebih sehat jiwanya jika mereka di sana selama liburan. Saya juga bukan org yg tak mengerti ketidaksukaan saudara akan kehadiran kami apalagi jika rame. Saya sudah memprediksi hal negatif yg bakal timbul. Yg jelas rumah sendiri lebih menentramkan untuk hati dan jiwa. 

Kepada empunya rmh beserta keponakan saya. Saya meminta maaf yg sebesar-besarnya jika kehadiran kami lyknya parasit. Saya sudah memperhitungkan dana yg kami habiskan selama disana dan sy sudah membayar lunas. 

Bagi saya saudara tetaplah saudara sampai bile-bile masa. Percekcokan antar saudara itu lumrah krn kita bukan malaikat. 

 Alhamdulillah cuti tahunan telah di buatkan kawan yang baik hati. Jadi saya terima beres dan bawa tuk paraf kasubag. Dia keberatan saya ambil cuti tahunan mengingat input nomor surat keterangan dosen karena remunerasi sudah di depan mata.  Alah peduli amat yang lain bisa kenapa saya gak ya? Ya begitulah hidup ada orang-orang yang menerima kita saat kita tak ada masalah apapun tetapi saat kita ada masalah dia malah menambah masalah. Saat terpuruk barulah nampak mana kawan dan mana musuh.

Orang yg suka dengan kita tak perlu tau siapa kita. Orang yang tak suka sama kita akan tetap tak suka meskipun kita menjelaskan siapa kita karena seyogyanya mereka tak butuh penjelasan dari kita. Tak suka ya tetap tak suka betapapun kita berusaha untuk disukai. 

Hidup ini hanya ujian yang satu ke ujian berikutnya maka nikmati dan syukuri selagi bisa. Apa yang menjadi takdirnya itulah takdir terbaik  bagi kita dari Nya sang penggenggam jiwa. 

"Well come to my sister's home and we hope all be fine"



Minggu, 21 Mei 2023

*Closing Statement pak Tjah*

Menikah adalah bab menerima pasangan seutuhnya.

Menikah adalah proses menerima kekurangan dan kelemahan pasangan kita yang belum kita ketahui saat perkenalan dulu

Menikah adalah bab kesediaan beradaptasi dengan mempertemukan harapan, kebiasaan, sifat dan menerima pengaruh pasangan.

Menikah adalah bab kesediaan berkompromi walaupun terkadang terasa menyakitkan. 

Menikah adalah bab mengembangkan toleransi.

Kadang sudah diadaptasi dan dikompromikan tetapi tetap saja tidak ada perubahan. Jadi tolerasni sepanjang tidak melanggar syariat.

Menikah adalah bab menerima suka dan duka. 

Mudah untuk menerima suka tetapi tidak dengan ketidaksukaan. Hal inilah ujian sesungguhnya. 

Bagi seorang laki-laki perempuan terhormat level 1 s.d. 3 adalah ibunya. Jadi tidak bisa digeser posisi ibu dengan istri.

Jadilah pendamai, bukan kompor : "sebetulnya dia itu baik dan hormat bu, hanya saja mungkin dia sedang ... dst".

Menikah adalah bab menerima ketidaksempurnaan pasangan. 

Menikah adalah bab menerima hal yang tidak menyenangkan dari pasangan kita. 

Semoga kita diberikan keistiqamahan dalam keimanan dan dianugerahi jannah-Nya. Aamiin

Wallohu'alam.

Sumber grup DW Fmipa unsyiah dengan tambahan narasi dari Nismawarni

*Pak Tjah hari ini di Banda Aceh*

_sesi 1_

Keluarga sakinah adalah bukan keluarga yang tanpa masalah. Nabi setiap hari memeluk semua istrinya, tetapi di rumah Nabi pernah kejadian piring pecah. Keluarga sakinah adalah keluarga yang bisa segera keluar dan memecahkan masalah. Keluarga sakinah memiliki tingkat resilensi/kelentingan tinggi.

Buya Hamka sampai wafat hanya memiliki satu istri dan meninggal lebih dahulu. Buya Hamka terus bertilawah begitu istrinya meninggal karena sering teringat akan istrinya dan khawatir cintanya ke istri melebihi cintanya pada Allah.

BJ Habibie berbulan-bulan belum bisa move on dari meninggalnya Ainun. Bahkan setiap hari berlari-lari ke sana-sini sembari memanggil nama Ainun.

Mawaddah dan Rahmah berbeda sifat. Mawaddah adalah cinta dan kasih sayang yang membara dan disertai syahwat. Sifatnya meluntur seiring umur. 

Mawaddah adalah cinta karena.....(alasan).

Rahmah adalah aku cinta pdamu meskipun .... (kondisi pasangan).

Salah satu tugas suami adalah membantu membuat glowing istrinya. Jika tidak maka terimalah apa adanya dan jangan dibanding-bandingkan.

Ada 5 fase kehidupan pernikahan dari cinta menuju cinta :

1. Rimantic love yaitu masa lagi indah-indahnya. Semua masih bisa di maklumi segala sifat dan tingkah pasangannya

2. Dissapointment/distress yaitu  realita yang tak sesuai harapan. Kok gitu ya dia.. Kok bisa ya di bersifat seperti itu dan lain sebagainya

3. Knowledge & awareness yaitu tahu dan faham. Oh pasanganku memang begitu. Biarpun dia cuek tapi aku faham kalau dia adalah pasangan terbaik buatku. Kalaupun dia tidak sesuai dengan harapan ku maka disanalah ladang pahalaku jika aku mampu bersabar menghadapinya. 

4. Transformation yaitu masa pasutri ingin berubah ke arah yang lebih baik, ingin menjadi  suami terbaik, ingin menjadi istri terbaik hingga rumah tangga kita laksana surga sebelum surga yang sebenarnya. Baity jannati

5. Real love, this is Rahmah yaitu cinta yang telah teruji dan lulus dengan predikat terbaik ataupun memuaskan apapun predikat nya pasutri ini telah melewati segala badai gelombang rumah tangga. 

Mereka bisa faham tanpa bicara. Cinta sejati sehidup sesurga. 

Orang yang pacaran lama maka setelah menikah akan langsung masuk ke fase kedua, konflik. So, konsep ta'aruf lebih baik.

Walaupun taaruf bisa menjadi bumerang di kemudian hari. Apalagi kalau saat taaruf yang di tampilkan hanya yang baik-baik saja alias masih tebar pesona. 

Bisa jadi kenyataan nya jauh panggang dari api. 

Menikah bukan hanya dua individu tetapi menikah adalah menyatukan dua keluarga besar dengan adat, budaya, kebiasaan yang berbeda. Hal ini jika tidak diantisipasi maka bisa berakibat fatal di kemudian hari. 

Dua keluarga yang seharusnya harmonis malah berubah suuzhon antar dua keluarga. "Keluarga mu kan gak suka sama aku".... 

Saat kita tetap mencintai pasangan hidup kita meskipun dia belum bisa memberikan hal-hal terbaik buat kita. Ataupun malah sebaliknya tidak memberikan yang terbaik tetapi yang ada malah zalim kepada pasangannya. Hal ini salah satu cobaan terberat dalam rumah tangga. 

Ibrah kisah nyata sebuah pasangan yang semula membina bisnis dari kecil sampai sukses dan berniat poligami dan tidak disetujui oleh istrinya, tetapi akhirnya Allah menguji dengan kebangkrutan dan harus menjual rumah satu-satunya yang tersisa untuk membayar hutang-hutangnya. Saat kembali ke titik awal sebagaimana awal menikah. itulah yang memompa semangat untuk bangkit. Luar biasanya sang suami akhirnya kembali sukses. Saat itulah sang suami kehabisan selera untuk poligami, meskipun istrinya saat itu sudah setuju.

Wallohu a'lam.

Sumber dr grup DW Fmipa unsyiah dengan tambahan narasi dari Nismawarni. 

Jumat, 19 Mei 2023

Juni

Sebagian orang mengangap bulan Juni sebagai bulan yang biasa saja tetapi tidak denganku. Bulan Juni menjadi bulan bermulanya aku sebagai ibu. Ibu dari anak kembar laki-laki yang ku harapkan akan menjadi ulama dan umara besar di masanya. Hari ini si kembar kami sudah menamatkan pendidikan nya di dayah Krueng Kalee Aceh Besar. Ini masih merupakan langkah awal nak, akan ada langkah besar di depan sana yang menanti kalian. Aku berharap langkah ini jangan sampai putus di tengah jalan bagaimana pun besar rintangan yang akan kita hadapi. Tetaplah maju, pantang mundur, rancang masa depan gemilang. Optimis, usaha dan doa tak akan menghianati hasil. 

Umi sudah melalui masa itu. Masa yang hampir membuat umi menyerah karena banyaklah masalah yang umi hadapi. Tapi saat ini umi bersyukur telah di hadapkan dengan masa lalu yang kelam dan penuh air mata. Umi di didik paksa untuk dewasa sebelum waktunya, masalah datang silih berganti. Tetapi duka dan gembira itu tak abadi. 

Di hari ini umi berbangga hati dengan pencapaian kalian. Anak-anak yang dulu umi bawa naik sepeda pergi dan pulang dari PAUD. Abang yang pernah masuk kakinya ke roda sepeda hingga kulit kakimu terkelupas. Umi yang tidak sadar masih mendayung sepeda. Tapi abang tidak menangis keras seperti anak lainnya. Abang juga pernah patah tulang paha kanan. Rasanya seperti di cabut nyawa mi, itu ucapmu sambil menangis. Abang juga pernah cemekam jempol kaki pas perawat membersihkannya dan menyuntikan obat bius abang hanya menarik rambut sendiri. Umi tanya kenapa di tarik rambutnya nak? Dari pada kita buat yang lain atau kita ngomong gak enak lebih baik begitu, jawabmu. Akhirnya aku hanya menggenggam tanganmu selama proses pembersihan kuku kakimu yang berdarah-darah. Abang dulu kita pernah bercengkrama di lapangan bola Tungkop, pernah bercerita di gubuk sawah Lamduroe, pernah berjalan kaki dari masjid Fathun Qarib hingga simpang UIN Ar-raniry. Engkau juga pernah menangis di jalan karena lelah akhirnya kita berhenti untuk makan bakso. Masih banyak lagi kenangan umi bersama abang. Kita pernah ke Blangkejeren mengurus kepindahan pekerjaan umi. 

Bersama adek juga banyak kenangannya. Adek pernah masuk klinik Aisyah karena DBD. Engkau di infus tapi tidak menjerit-jerit pas dipasang infus. Adek juga pernah dengan semangat 45 membela abang, siapa yang jahat bang? Biar adek yang pukul. Adek dan abang pernah duduk berdua di sebuah gubuk di pinggir sawah sambil makan kue. Kalian bercerita dengan hebohnya, itu gunung adek.. Sambil menunjuk deretan pegunungan di kejauhan. Adek juga pernah merasakan kehilangan saat abang tidak sekolah selama 3 bulan karena patah  paha kanan. Adek yang tetap sekolah tapi sering bengong dan tak semangat kata gurunya. Kalian memang unik dan tak bisa berpisah jauh. Pernah juga abang tinggal di rumah dengan umi, adek di bawah bunda Erna ke kosannya padahal jaraknya gak jauh. Kalian berdua kompakan menangis. Setelah bertemu kalian langsung tenang dan tidur. Dulu pas masih kecil saat bangun dari tidur kalian akan saling mencari. Jika satu terbangun dan dilihatnya yang satunya lagi belum bangun maka adek juga gak jadi bangun tidur. 

Bulan Juni juga bulan kelahiran anak ke 3 kami, lelaki dengan kulit putih bersih. Dia anak yang anteng tetapi sangat pemilih dalam hal makanan. Nizam, itu panggilannya. Nizam anak yang terlambat dalam berbicara. Kalau kata suamiku Nizam itu anak permintaan umi. Umi masih ingat Nizam 10 bulan dalam kandungan. Nizam yang saat masuk Tk masih belum bisa berbicara, masih memakai bahasanya sendiri. Nizam sangat suka mewarnai. Setiap pulang dari les mewarnai maka gambarnya akan di tempel di dinding rumah kami. Umi terkagum-kagum dengan hasil mewarnainya. Nizam anak yang pernah makan nasi tambah madu, makan nasi tambah milo dan nasi tambah kecap. Saat akan di titip ke PAUD Nizam kerap minta keliling-keliling dulu kadang mampir ke indomaret beli hot wheel, kadang hanya mutar-mutar seputar kampus lalu ke PAUD langsung masuk ayunan, bobok.

Nizam anak yang suka menyanyi. Lagu Ervan Ceh Kul Kayu Nalu adalah salah satu lagu favoritnya meskipun dia tidak mengerti artinya. Terkadang dia juga meniru nasyid yang ku senandungkan.. Meski ku rapuh dalam langkah kadang tak setia kepadamu namun cinta dalam jiwa hanyalah pada-Mu. 

Saat ini kami sering menghabiskan waktu bersama. Naik sepeda motor mutar-mutar selepas sholat subuh, makan di kantin Jepang, Makan di Mbak Moel dengan paket 1 sebagai makanan favorit nya. Terkadang juga makan mie bakso sawah Barabung sambil minum teh hangat.

 Secara hobi kami hampir sama. Sama-sama suka bernyanyi dan bercerita. Saat ini usianya 10 tahun. Nizam terkadang lebih dewasa secara pemikiran ketimbang kami orang tuanya. Buku kesukaannya jadi Baik 1-9, komik al Fatih, komik drakula terkadang juga pinjam HP umi untuk nonton santoon TV, dasi gantung, pokemon dan satria baja hitam ala Jepang sering juga nonton dunia hewan langka. 

Nizam anak yang lembut hatinya, dia ramah kepada semua orang serta tipikal orang yang peduli dengan anak lain terutama yang lebih muda umurnya. Nizam pernah ikut panahan lalu berhenti. Sekarang dia sangat suka berenang. Hampir setiap ada hari libur dia mengajak berenang. 

Nizam anak yang sering meminta maaf saat masih Tk. Umi maafkan aku, aku sudah salah, dengan berurai air mata dia menyalami tanganku. Mau tak mau aku juga belajar meminta maaf darinya. Memanglah umur tidak selalu berkorelasi dengan kedewasaan. Tua itu pasti dewasa itu pilihan, itu kata abang sulung saya. 

Juni banyak harapan dan doa ku langit kan pada-Nya. Semoga bukan hanya di bulan Juni yang optimis tetapi optimis di sepanjang hidup. Optimis untuk mempersiapkan bekal untuk pulang ke negeri akhirat dengan bekal yang maksimal, dengan amal dan akhir yang terbaik. Semoga.. 

Banda Aceh jelang subuh, 19 Mei 2023.